Posted by : Unknown
Minggu, 25 Januari 2015
Perkumpulan Pandu / Kepanduan di Indonesia adalah jelmaan dari
organisasi Padvinder / Padvinderij dari organisasi yang sama di negeri
Belanda sedangkan Panvincer / Panvinderij merupakan jelmaan Boy Scout /
Scouting yang di Inggris berdasarkan buku Scouting for Boys karangan
Baden Powell.
Oleh orang Belanda S.P Smidth, di Batavia (Jakarta) dibentuk
Padvinder untuk anak-anak orang Belanda dengan nama Nederlands Indesche
Padvinderij Vereniging (NIPV) pada tahun 1912. Antara tahun 1912 –
1916 di Solo Pangeran Mangkunegoro IV membentuk Javasche Padvinderij
Organisatie (JPO) untuk anak-anak kerabat Mangkunegoro, inilah
organisasi pandu pertama Indonesia. Pendirian JPO ini membuat para
remaja dan pemuda daerah lain tertarik mendirikan organisasi kepanduan.
Yang pada waktu itu dianggap sebagai salah satu cara perjuangan dalam
usaha mencapai kemerdekaan. Mulailah berdiri organisasi serupa seperti
Hisbullah Wathan Padvinderij (HW) dibawah organisasi Muhammadiah,
Serikat Islam Afdeling Padvinderij (SIAP) dibawah partai Serikat Islam,
Suryawirawan Padvinderij dibawah Taman Siswa, Jong Java Padvinderij
(JJP), Nationalle Islamitische Padvinderij (NATIVIJ) dan sebagainya.
Tonggak kebangkitan bangsa Indonesia adalah berdirinya
organisasi Boedi Oetomo 20 Mei 1908, lalu peristiwa Sumpah Pemuda 28
Oktober 1928 yang menjiwai Gerakan Kepanduan Nasinal kita semakin
bergerak maju.Walaupun mengadopsi ajaran Badaen Powell, Padvinder di
Jawa tidak sama dengan Padvinder Belanda dan Boy Scout di Inggris,.
Organisasi di Inggris dan Belanda di samping melatih pesertanya /
anggotanya untuk membangun persaudaraan dan mengajarkan keterampilan
juga menanamkan kesadaran berbakti terhadap Raja, sedangkan Padvinder
Jawa menanamkan kesadaran berbangsa dalam rangka perjuangan kemerdekaan
bangsa Indonesia.
Karena adanya program perjuangan kemerdekaan, maka
pemerintah Hindia Belanda melarang menggunakan istilah Padvinder sebagai
organisasi kepanduan kita dan membubarkannya bagi yang bernaung sibawah
partai politik , organisasi kemasyarakatan, dan tidak bolah melakukan
kegiatan. Adanya larangan tersebut untuk menggunakan istilah padvinder,
maka dengan cerdik KH AGUS SALIM menciptakan istilah PANDU dimana
organisasi tersebut dikemukakan pertama kali dalam Kongres SIAP tahun
1908 di Kota Banjarnegara, Banyumas, Jateng (Sehingga KH Agus Salim
dikenal sebagai Bapak Pandu Indonesia )
Dengan meningkatnya kesadaran nasional Indonesia maka
timbullah niat menggerakan persatuan organisasi kepanduan. Pada tahun
1930 dengan adanya INPO ( Indonesische Padvinders Organizatie ), PK (
Pandu Kesultanan ), PPS ( Pandu Pemuda Sumatera ),menjadi satu
organisasi yaituKBI ( Kepanduan Bangsa Indonesia ) .
Pandu Indonesia pertama kali mengikuti Jambore Dunia V di
Volegenzang, Belanda di tahun 1937 ( Pandu Hindia Belanda ). Kemudian
tahun 1931 terbentuk pula sebuah federasi yang menamakan Persatuan antar
Pandu-Pandu Indonesia (PAPS) yang kemudian berubah menjadi Badan
Pusat Persatuan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada tahun 1938.
Selain sebagai organisasi kader pandu dan kepanduan dapat
juga dipandang sebagai organisasi kependidikan yang menyelenggarakan
pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga yang dalam undang-undang
pendidikan di sebut ” Pendidikan Non Formal ”, sehingga lengkaplah misi
kepanduan menjadi tiga, yaitu :
1. Membangun persaudaraan
2. Melatih keterampilan
3. Menanamkan kesadaran berbangsa dan bernegara untuk merebut kemerdekaan
Adanya tiga misi tersebut pemerintah Hindia Belanda merasa kedudukannya
akan terancam, oleh karena itu pandu dan kepanduan senantiasa di awasi
sampai masuknya Jepang ke Indonesia.
Pada masa pendudukan Jepang organisasi ini dilarang dan
mereka membentuk Seinedang dan Keibodang sebagai wadah kegiatan pemuda /
pelajar di luar sekolah. Namun jiwa pandu dengan selogan ”Sekali Pandu
Tetap Pandu” . Oleh karena itu 4 bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan,
tanggal 28 Desember 1945 di Solo berdiri Pandu Rakyat Indonesia, sebagai
satu-satunya organisasi kepanduan di wilayah Negera Republik Indonesia.
Tetapi setelah parpol dan ormas lahir maka banyak pandu dan kepanduan
yang bernaung dibawahnya. Sehingga sampai dengan tahun 1959 tercatat 100
organisasi pandu. Upaya untuk mempersatukan pemuda-pemuda tersebut
hanya berhasil terbentuknya IPINDO ( Ikatan Pandu Indonesia ) tanggal 12
September 1951, POPPINDO ( Perhimpunan Organisasi Pandu Putri Indonesia
) yang terbentuk tahun 1954 dan PKPI ( Persatuan Kepanduan Putri
Indonesia ). Tahun 1951 IPINDO menyelenggarakan Jamnas I di Pasar Minggu
Jakarta.
Adanya perpecahan organisasi pemuda tersebut menimbulkan
kekhawatiran masyarakat akan terjadinya perselisihan dikalangan generasi
muda, maka ke tiga federasi diatas melebur menjadi satu
menjadiPERKINDO ( Persatuan Kepanduan Indonesia ), tetapi hanya 60
organisasi pandu saja yang bergabung dari 100 organisasi yang ada.
Di dalam faederasi tersebut sebagian 60 organisasi anggota
Perkindo terutama yang sebagai Underbow Orsospol atau ormas tetap
berhadap-hadapan berlawanan satu dengan yang lain, sehingga tetap terasa
lemahnya gerakan kepanduan Indonesia. Kelamahan ini ingin dimanfaatkan
oleh pihak komunis sebagai alasan untuk memaksan gerakan kepanduan di
Indonesia menjadi gerakan pioneer muda seperti di negara-negara komunis.
Atas dasar kekhawatiran tersebut MPRS mengeluarkan Surat
Keputusan Nomor : IX/MPRS/1959 antara lain menetapkan agar organisasi
kepanduan di Indonesia diperhatikan. Berdasarkan Surat Keputusan
tersebut tanggal 9 Maret 1961 Bung Karno berpidato di Istana Merdeka
meminta agar kepanduan di Indonesia dibebaskan dari paham Baden
Powellisme dan untuk itu perlu dibentuk organisasi baru dengan
nama PRAMUKA (Praja Muda Karana) untuk tugas tersebut dengan Kepres RI
Nomor 121 tahun 1961 dibentuk Panitia Pembentukan Pramuka yang terdiri
dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Dr. A. Azis Saleh, Prof. Dr.Priyono,
Ahmadi kemudian ditambah dengan Mulyadi Joyomartono.
Masyarakat awam banyak tidak mengetahui pada saaat
pembentukannya telah terjadi ”Perebutan” antara kelompok Sosialis di
bawah pimpinan Prof. Dr.Priyono dengan kelompok Pancasila dibawah
pimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, yang akhirnya dimenangkan oleh
kelompok Pancasila dengan dikeluarkanya Kepres RI nomor : 238 tahun 1961
tanggal 20 Mei 1961 tentang pembentukan Pramuka bukan Pioneer muda
yang diperjuangkan kelompok sosialis / komunis. Kepres RI tersebut
ditandatangani oleh Ir. H. Djuanda selaku Pjs. Presiden , karena saat
itu Bung Karno sedang berada di luar negeri.